Tit Tut …!
23.30, Dini hari kuseduh kopi.
Selanjutnya meniti tut, tut, tut.
Di ulang sekali lagi tut, tut, tut.
Mengubah arah lagi dan besok kembali.
Beranjak dari kursi untuk melengkapi.
Malah jeruji besi yang jadi dinding duri.
Terlihat samar, pudar jika din anti.
Semua semu padat berganti.
Tanpa hingar binger nyanyian sunyi.
Aku sekarang senang dan berlari.
Surabaya, 19 Oktober 2014