artorlife

Apapun tentang keresahan.

Apapun tentang kegelisahan.

Siapa pencipta keresahan.

Siapa penikmat kegelisahan.

Kau pembenci, kau pun pecinta.

Berhak memilih atas nikmat segala.

Berhak menikmati atas pilihan.

Bukankah itu semua indah.

Bukankah itu semua nestapa.

Hanya saja aku terlalu malas.

Hanya saja aku terlalu santai.

Dengan apa yang ada.

Dengan apa yang tiada.

Kau tak lagi berhak tahu.

Kau tak lagi berhak mengerti.

Semua ambisi yang pernah ada.

Semua asa yang kini musnah.

Bahkan tak akan menghampiri lagi.

Bahkan tak mau menyapa lagi.

Untuk kesekian kali.

Untuk kali pertama.

Sudah mati rasanya.

Sudah tenang rasanya.

Kau, Aku dan semua tentang keresahan.

Kau, Aku dan semua tentang kegelisahan.


Bangkalan, 29 Agustus 2016

Menjadi seorang yang tiba-tiba puitis.

Saat ku sadari semua telah hilang.

Bahkan aku tak lagi ingat.

Apa yang membuatku berdiri.

Setegar untuk waktu ini.

Aku melupakannya dengan begitu saja.

Pentingkah untuk melakukannya.

Hanya aku, kau tak lagi berhak untuk tahu.

Aku tertawa untuk kesekian kalinya.

Melakukan kebodohan yang sama.

Menakhlukkan sesuatu untuk menjadi nyata.

Ketika aku tak mampu melewatinya.

Hanya bisa menghindar untuk suatu yang semu.

Terhibur dengan sejuta angan.

Melepaskan sebuah kenangan.

Menabur lagi benih harapan.

Memulai langkah demi langkah.

Aku sama sekali tak akan menyebutnya indah.

Kau bahkan tak akan pernah tahu.

Apa yang membuatku melakkukan hal itu.

Aku tak akan menyembunyikannya.

Aku pun tak pernah mau mengungkapnya.

Jika kau menanyakan hal yang sama.

Aku selalu menyediakan jawaban yang berbeda.

Untuk setiap pertanyaan aku pastikan aku berbeda..

Karena kau tahu aku tak akan lagi sama.

Aku hanyalah sosok manusia.

Aku hanya manusia.  

Bangkalan, 29 Agustus 2016