Ruang dan Waktu Tetap Menjaga
Katanya beda sekali dengan apa yang sebelum-sebelumnya
terjadi.
Katanya apa yang ia alami saat ini pasti bertingkat.
Entah itu setingkat lebih tinggi atau lebih rendah.
Kesabaran serta ketabahan akan terus terpupuk seiring dengan
masalah baru yang akan datang.
Cobaan dan rintangan pasti datang berulang tapi pasti tak
akan sama dengan yang sebelum-sebelumnya.
Sudah bisa dipastikan semua akan datang dengan sendirinya.
Kesempatan untuk membenahi diri dan kualitas diri.
Entah untuk jadi yang lebih baik atau lebih buruk.
Semua tergantung dengan apa yang sudah kita usahakan.
Berterimakasih pada ruang dan waktu yang sudah sempat
memberikan banyak pengalaman untuk hal yang se fana ini.
Terimakasih untuk semua kenangan yang tetap tersimpan dalam
dimensi ruang dan waktu.
Mereka aman bersama usaha dan harapan yang berkembang di
setiap detiknya.
Angan dan Awan
Bagai angan terbentuk dari kepulan buih-buih. mereka terbang
menguap tak terkendali, berpencar menyebar menyeruak keberbagai penjuru mata
angin. Tapi kau akan tahu juga bahwasannya buih akan berkumpul dan menyatu lagi
di atas langit dan membentuk kumpulan awan. Begitu pun juga sebuah kisah dari
sang angan yang akan mulai mengejar bayangan untuk sebuah hasil berupa
cita-cita. Setelah itu bertahan sementara waktu untuk menanti turunnya kenangan
atas cita-cita yang telah tergapai. Walau dalam prosesnya yang panjang selalu
memberikan kisah yang tak selalu manis.
Perjuangan Yang Belum Berakhir
Aku meminta, memohon, mengerti dan menuruti. Namun, kau katakan bahwa akulah yang memanjakan egomu. Aku mulai memiliki manuver baru, aku tak meminta, memohon, mengerti dan menuruti. Namun, kau katakan bahwa aku tak lagi mencintaimu. Dari sekian banyak cara untuk meredam ego mu sepertinya tuntas kulakukan. Aku hanya ingin membahagiakan dirimu dengan sederhana. Aku tak bermaksud untuk ingin selalu menjadi yang kau prioritaskan.
Selama aku bukan hal yang ingin kau prioritaskan untuk waktu ini. Aku paham sepenuhnya tentang jalan pemikiranmu. Tapi aku tak paham tentang apa yang kau cari saat kau dikuasai oleh ego tingkat tinggi. Boleh kau katakan aku ini adalah laki-laki yang paling bebal dalam urusan niat dan pemahaman. Kamu tahu, aku hanya melakukan kewajibanku sebagai orang yang mencintaimu. Sampai nanti, hingga aku tak bisa lagi menunaikan kewajibanku sebagai orang yang mencintaimu.
(Telang, 14-03-2016)
(Telang, 14-03-2016)
Thanks For All
Aku adalah anak yang sangat luar biasa dalam hal keras kepala. Tak gampang untuk mengendorkan niat untuk mengerjakan sesuatu. Dengan banyak pertimbangan mengenai banyak konsekuensi yang akan timbul oleh suatu keputusan untuk melaksanakan sebuah niat. Aku tak akan mundur jika semua niatku sudah tertata dengan rapi. Jika ada yang menghalangi maka akan aku kasih tahu tentang makna sebuah pendirian.
Bukan pencarian sebuah masalah-masalah baru melainkan kerumitan baru yang harus segera diselesaikan. Mengapa demikian rumit pola pikir dan perilakuku untuk mnyikapi sesuatu. Aku belajar dari nol tentang semua ilusi yang jelas dan nyata telah terjadi. Kurasa semua yang aku lakukan ini hanyalah sebagian besar dari tertatanya sebuah ilusi yang membentuk kenyataan. Aku mengandaikan bahwa ilusi hanyalah sebuah simulasi untuk sebuah kenyataan. Untuk itu semua aku sangat berterimakasih atas semua yang pernah ku alami.
Diparingi Pikir Niku Nggeh Didamel Mikir
Haha, kenapa mau-mau saja dengan apa yang sudah diperintahkan meski tak sesuai dengan maksud dan tujuan. Dengan berbagai alasan yang tak masuk akal dan dengan berbagai pertimbangan yang tak sejalan dengan arahan. Dasarannya memang murid harus patuh pada gurunya. Tapi ya gak gitu juga kalau sudah jadi mahasiswa. Karena alasan diancam nilai mahasiswa bisa dibuat sengsara demi eksistensi dosen yang nyeleneh dan membuat mahasiswanya kehilangan jati diri sebagai murid. Haha, sekali lagi lelucon baru "Anda tak mau menurut apa kata saya terserah, saya hanya menawarkan opsi yang saya punya" padahal semua yang ditawarkan sama sekali tak berarti untuk membuat jati diri seorang mahasiswa terlihat.
Malah terlihat linglung untuk pernyataan sikap yang hanya patuh pada dosen dengan ekspektasi yang tidak jelas. Kemana budaya, kemana kebiasaan lama murid patuh pada gurunya. Hanya sebuah koreksi untukmu guruku guru kita semua. Jika mau muridmu patuh padamu setidaknya guru wajib introspeksi dengan segala kebijakannya. Karena lagi-lagi manusia sebagai makhluk yang bijaksana ini tak akan mati pikirannya saat tak dibatasi bagaimana ia akan berfikir.