Raut Banggamu

tak kurasa hal yang berbeda pada diriku.
lama sadar telah kulalaui.
bahagiaku sehingga aku pun terlena.
aku tak tahu bahaya.
sudah terlampau bahagia,
tak menyadari bahaya.
setitik nila yang kuterima.
mengisi sudut batinnya.



Saturday 29 March 2014
Posted by Hery Amariansyah

Lupa Diri!

Pelacur-pelacur muda
setiap malam menikmati dansa
dusta bersama pesta bersama
terlihat murah tak begitu jahanam
karena membaur bersama
ku buka tadi kelamin-kelamin tua
aku tertawa karena lelah
sampai tak terasa tubuhku di ujung duka
Otak-otak tak lagi merasakan derita
tahu tak tahu hanya hasrat nista
kunang-kunang malam begitu terang
Thursday 27 March 2014
Posted by Hery Amariansyah

Lagi dan Lagi

Malam mendesirkan hawa dingin seolah mengundang rasa untuk segera menyeduh secangkir kopi diatas meja warung pak tua, merasa sendiri adalah saat dimana aku merasa terancam akan hal-hal yang berbau endapan sepi, jari-jari tak lagi bisa bersabar dalam keadaan semakin tersudutnya rasa untuk bersembunyi, menyentuh dan mengelus layar HP mengerahkan segala bujuk rayu untuk sekedar menggajak kawanan begundal hina supaya segera meramaikan suasana senyap, lama berselang selama itu aku masih sendiri duduk termenung terlebih kaku menunggu balasan dari para kawanan, sekelebat terbayang setelah melihat bulan berkaca nampak kilau abu-abu, setelah sekian hari tak kujumpai bulan seterang ini, pikiran dan firasat mengatakan hal berbeda mengenai kemunculan bulan dimalam ini, masih berbayang tentang cuplikan prakata film “tak usah takut sendiri, selama kau masih melihat bulan yang sama”. Aku paham betul mengapa sampai saat ini kejadian itu berulang muncul dalam potongan nostalgia, hal ini membuat semua jadi salah arti, hal yang membuat seolah semua  berarti menjadi potongan-potongan belati, sedikit tercederai dengan adanya awang-awang berselimut mimpi saat semua sudah menjadi caci-maki laksana berkibarnya bendera putih dengan kata lain aku telah menyerahkan semua supaya menjadi murni kembali. Berharap lagi berharap sesuatu ganjal untuk segera terlewati, apa yang dicari tak ada lagi sudah terlalu basi untuk dicerna akal sehat lagi.

Posted by Hery Amariansyah

Tak Bermaksud

Masih berputar mengitari ruang yang sama dan masih belum ada niat untuk beranjak ke ruang lain, hari-hari berlalu tanpa tegur sapa merasa tak pernah kenal sebelumnya, pernah sesekali melintas benak tentang bagaimana parahnya keadaan saat ini, hasrat hanyalah hasrat semua tergantung pada letupan-letupan gengsi, kau mulai atau aku yang mulai, masih terlihat tebal gengsi saat bertemu cenderung kaku saat berpapasan denganmu, aku tak paham apa yang ada dibenakmu karena untuk saat ini kurasa cukup dulu untuk membuat sandiwara yang tidak sengaja tercipta sehingga nampak seperti sudah kita sepakati ada dikehidupan nyata, hari berlanjut hingga titik jenuh kembali hadir menyapa kita, kaupun Nampak dengan segudang jenuh tergambar jelas di halaman muka bukumu, kabar tentangmu semakin sering terdengar, muka bukupun jadi coretan dan saksi jelas keraguanmu, saat berpapasan disudut senggang halaman muka buku.
Saturday 15 March 2014
Posted by Hery Amariansyah

Berlangganan Sinyal FX?

JustForex

Followers

Popular Post

- Copyright &SHIE; artorlife -Diberdayakan- Powered by Blogger - Designed by SHIE -