- Back to Home »
- catatan kusam , serba-serbi »
- Lama Tak Menulis
Posted by : Hery Amariansyah
Tuesday, 2 September 2014
Dari berbagai alasan bisa di simpulkan bahwa “SAYA
MALAS UNTUK NULIS”, banyak sekali alasan sampai tak tahu lagi harus beralasan
apa untuk menutupi kekurangan tulisan saya dibulan Agustus kemarin. Sibuk itu
pasti apa lagi berbenturan dengan kegiatan jadi penjual mie ayam bakso di bulan
ramadhan kemarin. Saya berjualan karena bertepatan dengan saya liburan
semester. Daripada kosong mending di isi dengan kegiatan yang sebenarnya
bertolak belakang dengan nurani saya. Betapa tidak bayangkan saja jika anda berjualan
makanan pada saat orang muslim melaksanakan ibadah di bulan ramadhan.
Saya saja sebagai penjual pun sangat
tergiur dengan makanan yang saya jual, apalagi para pemudik yang pada saat itu
banyak menghabiskan energy saat perjalanan. Pasti sangat menggugah hasrat untuk
sekedar mampir dan mengisi keausan energy. Dengan makan mie ayam bakso cukuplah
untuk mengganjal perut yang keroncongan. Itu salah satu strategi dalam
menejemen pemasaran makanan salah satunya melihat moment yang tepat untuk
menjual produk dagangan. Meski demikian hal tersebut adalah hal yang membuat
perasaan saya jadi nggak enak. Setelah beberapa hari jualan saya tersadar bahwa
bukan hanya potensi dari pelanggan dan moment yang tepat dalam memanfaatkan
bisnis.
Jika hanya potensi dan moment, saya
tidak bisa jika hanya hal demikian yang saya buat untuk merancang bisnis yang
saya jalani saat ini. Melainkan, saya juga harus memperbaiki masalah niat yang
masih berpandangan melalui cela keuntungan. Dengan hal itu saya melihat bahwa
saya lemah dalam hal manajemen niat dalam berbisnis. Katakana bahwa satu hari
di bulan ramadhan ada jam-jam yang biasanya di gunakan oleh orang-orang untuk
membatalkan puasanya. Lihat, pada posisi seperti itu apakah anda tidak tergiur
dengan bisnis makanan pada bulan puasa.
Jangan salah dulu, semua tergantung
kepada dasarannya. Dasaran yang membentuk sebuah pola pikir yang kreatif. Karena berjualan di pinggir
jalan besar tentu potensi untuk pelanggan berkunjung akan semakin banyak. Di karenakan
para pelanggan biasanya merasa sungkan jika membatalkan puasa saat di rumah
karena malu akan di ejek oleh orang-orang yang sedang berpuasa di rumah. Nah,
kalau sudah begitu apakah terlintas di benak anda bahwa berbisnis makanan di
bulan puasa ini adalah bisnis yang curang.
Mari kita sedikit membalik pola
fikir kita. Pertama kita membuka nurani kita, kedua kita harus membuka logika
kita. Jika di bulan ramadhan banyak hal yang menggoda kita untuk semakin tabah.
Maka, yang seharusnya kita lakukan adalah menambah godaan tersebut untuk
mengumpulkan sebanyak-banyaknya pahala karena terhindar dari godaan. Jika,
memang pada saat bulan ramadhan banyak yang tergoda dengan makanan atau jajanan
yang ada di pinggir jalan. Setidaknya kita sudah berniat untuk berjualan dan
memohon berkah di bulan ramadhan ini. Bukankah lebih baik jika kita banyak
bersyukur dengan nikmat godaan yang kita terima. Atau kita setidaknya mulai
bersyukur untuk rejeki yang kita dapat di bulan ramadhan. Ini adalah salah satu
seleksi alam di mana manusia akan di uji oeh berbagai hal yang menggoda
keimanan kita.