Posted by : Hery Amariansyah Wednesday 17 December 2014

Chris X : Jejak Darah

“Ketika mereka sudah diberi nyawa oleh yang Maha kuasa, tapi tidak terlahirkan karena perbuatan manusia. Maka, mereka akan tetap hidup” – hal. 132
Saat ini manusia dihadapkan dengan berbagai pilihan dalam memperbaiki segala sesuatu yang dianggap perlu disempurnakan dalam kehidupannya. Dengan berbagai macam pilihan dalam bentuk barang atau jasa, manusia hanya perlu memilih mana yang baik untuk melengkapi kebutuhannya dan menghindari yang buruk untuk terhindar dari resiko kerugian. Dengan hal seperti itu banyak perusahaan yang bergerak di bidang produksi barang atau jasa mulai melirik apa pun yang bisa menjadi aspek kebutuhan hidup masyarakat sebagai keberlangsungan komoditas pasar, guna melengkapi kebutuhan konsumen. Dalam buku ini dengan gamblang dijelaskan bahwa budaya konsumerisme telah membutakan mata para produsen dan para konsumen itu sendiri yang sudah terlanjur kecanduan dengan pelayanan, manfaat dan kegunaan suatu produk barang atau jasa. Dalam hal ini, betapa berbahayanya jika budaya konsumerisme itu sudah merasuk kepada pola pemikiran kita.
Dalam buku karangan crist x ini banyak membahas mengenai cara bagaimana sebuah produksi produk kecantikan, untuk memperoleh sebanyak mungkin keuntungan dalam memproduksi suatu produk kecantikan ini. Dengan bahan baku produksi yang sukar di dapat dan sangat langka maka akal-akalan dalam mencari bahan baku sebuah produk kecantikan pun di berlakukan. Dengan menggunakan placenta[1] janin,untuk memberikan manfaat yang lebih terhadap penggunaan kosmetik ini. Maka, dengan sengaja hal tersebut dilakukan demi meraup keuntungan yang besar. karena dalam sebuah penelitian yang berawal dari mitos penggunaan placenta manusia dapat lebih baik dalam menjaga kondisi tampilan wajah untuk tetap awet muda maka penggunaan placenta bayi manusia mulai digunakan secara sembunyi-sembunyi. Demi meraup sebuah keuntungan yang besar. Produksi kosmetik yang berbahan dari plasenta bayi manusia ini menjadi sangat digandrungi.  Meskipun, untuk saat ini di berbagai belahan dunia sudah menyatakan tidak meberi izin penggunaan plasenta bayi dalam pembuatan kosmetik. Namun, hal itu tetap saja dilakukan oleh beberapa perusahaan yang tetap nakal menggunakan plasenta manusia dalam pembuatannya.
Salah satu dampak dari hal tersebut adalah banyaknya praktek aborsi yang dilakukan untuk mendapatkan plasenta-plasenta manusia yang masih segar. Hal ini lah yang akan digambarkan dalam novel karya Crist X  ini. Novel yang menggambarkan alur cerita begitu jelas dan penokohan yang pas. Sehingga mampu membawa pembaca untuk terlibat dalam ketegangan yang beruntun dari lembar perlembar halaman dan mendapatkan sensasi yang tidak biasa. Dengan alur cerita romantis dan dibalut dengan nuansa horor, buku ini menjadi buku yang lumayan membuat sebuah liku di berbagai permasalahan dan penyelesaiannya yang berbeda.
Berawal dari kisah percintaan antara Reno dengan Mischa yang sedang mengalami dilema. Hal itu dikarenakan sebuah hubungan percintaan remaja yang awalnya berlangsung baik-baik saja. Namun, setelah banyak mengalami masa coba-coba dalam sebuah hubungan pacaran yang lebih dari hubungan berpacaran. Akhirnya Mischa pun mengalami masa-masa depresi, masa ini tiba saat Mischa memiliki janin dari hasil hubungan yang belum semestinya dilakukan oleh pasangan yang masih belum menikah. Saat Mischa mengalami masa depresi dan kebingungan atas pilihan untuk membuat suatu keputusan yang bertolak belakang dengan batinnya, mischa hanya mampu memendam sebuah cerita ini dari siapapun termasuk Jessy. Di lain sisi, Jessy sebagai adik Mischa mulai curiga melihat gerak-gerik Mischa yang mulai aneh belakangan ini. Dengan kecurigaan yang tidak tertahan. Akhirnya Jessy bertanya kepada mischa apakah dia sedang sakit atau sedang memiliki masalah dengan Reno.
Kecurigaan Jessy semakin menggebu dengan tampang Mischa yang makin hari makin pucat. Apakah ada hubungannya dengan Reno, karena biasanya Mischa menjadi seorang pendiam saat punya masalah dengan Reno. Dengan perlahan Jessy menanyakan lagi tentang masalah apa yang saat ini Mischa alami sehingga bisa membuat Mischa lebih banyak merenung dibandingkan dengan hari-hari biasanya.
Bukannya bercerita, malahan Mischa mengajak Jessy ke suatu klinik pengobatan khusus kandungan, dengan alasan Mischa sedang mendapatkan siklus menstruasi yang kurang normal. Sesampainya di klinik Mischa dianjurkan untuk segera menghubungi dokter yang menjadi pemilik dari klinik tersebut. Dengan bermodalkan alamat, Mischa kembali mengajak Jessy untuk kembali ke rumah. Sesampainya di rumah Mischa mengatakan kepada Jessy bahwa dia baik-baik saja dan hanya butuh sedikit waktu untuk istirahat.
Jessy hanya bisa bersyukur karena Mischa hanya membutuhkan waktu untuk istirahat. Namun, hal itu berbanding terbalik kepada kenyataan yang diterima oleh Mischa karena setelah dari klinik kandungan tersebut. Mischa mendapatkan informasi untuk segera menemui dokter yang memiliki klinik tersebut yang beralamatkan di tempat yang berbeda dari klinik tersebut. Hal ini menjadi semakin runyam karena Mischa mendapatkan sebuah kenyataan dari pembicaraan dengan suster yang ada di klinik , untuk segera menggugurkan bayinya karena janin yang ada di dalam kandungannya tidak bergerak. Namun, suster berkata dengan cukup baik untuk meyakinkan Mischa supaya di cek dulu kepada dokter yang biasa menangani kasus seperti ini yaitu dokter yang memiliki klinik tersebut.
Dengan hati bimbang Mischa kembali keluar rumah untuk menemui dokter tersebut. Berbekal nekat dan hati yang kalut Mischa menemui dokter tersebut di daerah yang lumayan sepi dan jarang ada rumah di sekitarnya. Mischa akhirnya bertemu dengan dokter tersebut dan berbagai pernyataan dari dokter membuat Mischa memutuskan untuk menggugurkan kandungannya. Dengan peralatan seadanya, dokter mulai melihat bagaimana kondisi dari kandungan Mischa yang sudah telat beberapa bulan ini. Proses pengguguran janin pun selesai, ternyata Misha mengalami pendarahan yang cukup hebat. Dengan segera dokter mengemas janin kedalam kotak yang sudah disediakan dari tadi semacam kotak untuk pendingin organ tubuh.
Pendarahan yang dialami oleh Mischa sangat parah hingga dia sempat mengalami pingsan. Hingga dia bangun dari pingsannya dan mencoba untuk melarikan diri. Dengan tenaga yang tersisa Mischa menelusuri jalan hingga sesampainya di penghujung usaha, Mischa sudah tidak kuat menahan kesakitan yang di derita dan dia menghembuskan nafas terakhirnya. Jessy berfirasat jika Mischa sedang mengalami kesulitan. Saat mencoba menghubungi Mischa, dia panik. Saking paniknya sampai Reno menjadi sasaran utama dalam mencari kepastian dimana Mischa berada pada saat ini.
Hingga di akhir cerita Jessy dengan Reno pun menemukan bukti-bukti untuk mengungkap bisnis ilegal yang telah memakan banyak korban termasuk Mischa. Dengan melalui berbagai perantara termasuk bantuan dari hal gaib sampai dengan realitas yang ada di sekelilingnya.
Dengan cerita yang sangat dramatis, novel ini bisa menggambarkan bagaimana dampak dari komersialisme industri yang kejam. Sampai janin dan orok pun di perjual belikan dengan sembunyi-sembunyi. Hingga saat ini kejadian yang serupa dengan cerita yang di susun rapi dalam sebuah novel ini menjadi sebuah misteri. Akankah ada manusia yang tak kenal dengan bapaknya saat dilahirkan ke dunia, ataukah manusia-manusia yang tak berdosa melihat iba kepada ibunda dan ayahandanya yang termanggu menatap masa depannya sendiri-sendiri? Hanya bisa berbagi mengenai realitas yang ada. Jadi, sebagai manusia yang diberi akal dan cara untuk berfikir, setidaknya manusia lebih baik berfikir dulu sebelum melakukan sesuatu yang bakal merugikan bagi dirinya sendiri juga orang lain.


[1] Selaput janin (Manusia atau hewan)

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Berlangganan Sinyal FX?

JustForex

Followers

Popular Post

- Copyright &SHIE; artorlife -Diberdayakan- Powered by Blogger - Designed by SHIE -