- Back to Home »
- catatan kusam »
- Nikmat Itu Candu
Posted by : Hery Amariansyah
Saturday, 12 April 2014
Kadang kala aku
berharap tak pernah mengenalmu, sebuah kesalahan besar ketika aku menyalahkan
dirimu atas kecerobohanku mencoba-coba di masalalu, ingin ku berhenti untuk
menikmatimu. Tapi, begitu kuat candu yang saat ini masih menggebu. Ku tolak
dengan keras waktu itu saat aku mulai dikenalkan oleh sahabat-sahabat yang setiap
harinya sudah akrab denganmu. Aku tahu waktu itu jika kau bukan hal yang baik
bagiku, namun tanpa sadar aku terbujuk dengan rayumu, seakan aku tak akan
menjadi bagian dari para sahabatku jika aku juga tak bisa akrab denganmu. Pada
waktu itu aku pun mencoba untuk mulai akrab denganmu untuk sekedar bisa berbaur
dengan para sahabatku yang terlihat gagah saat mengakrabi mu. Suasana biasa
menjadi sangat tidak biasa ketika kau tak hadir untuk menemani ku dan para
sahabatku.
Sampai pada
saatnya aku begitu akrab denganmu walau tanpa sahabatku kau tetap hadir untuk
menemani dan meringankan beban pikir bila bersamamu. Aku tahu bahwa inilah yang
akan menjerumuskanku pada sebuah rasa candu. Candu untuk terus menikmati
kehangatan bersamamu, sampai ku lupa akan waktu yang terus habis kunikmati
bersamamu. Kesadaran bukan lagi panutan saat aku bersamamu kepenatan pun hilang
seakan sirna terbakar bersama semangatmu. Aku terlanjur terlena bersamamu dengan
segala nikmat yang kau berikan saat segala kepelikan menghantui dalam
kehidupanku.
Tapi, untuk saat
ini aku mulai sadari jika semua telah salah, apa yang kau ajarkan padaku apa
yang kau berikan untukku tidaklah seindah saat kau bujuk dan rayu untuk pertama
menikmatimu aku sudah terlampau batas untuk menikmati apa yang kau berikan
sampai tak terasa badanku perlahan rusak karenamu. Efek candumu seringkali
masih datang menghampiri untuk mengajak hasratku menikmatimu. Dan sekali lagi
aku tegaskan kau hanya bisa merusak tubuhku dengan kepulan kenikmatan palsu.
Tak mau lagi aku akrab denganmu aku pun sudah ingin mengakhiri keakraban ku
denganmu.
Tak mau lagi
esok aku mulai padam karenamu. Semangat mudaku telah banyak sia-sia hanya
karena aku kenal denganmu. Aku tak mau sampai
masa tua bertahan dengan kepulan kenikmatan palsu yang kau berikan. Aku
pastikan bisa hidup tanpa semangat palsu yang kau berikan, dan kuharap kau
padam seiring dengan niatku untuk menjauhimu.
Say no to smoke.