- Back to Home »
- catatan kusam »
- Yang Katamu Happy
Posted by : Hery Amariansyah
Sunday, 6 April 2014
Langsung
mendarat didalam otak bawah sadar, rasa bingung segera menghasut untuk segera
tahu apa jawaban dari kata-kata yang ku anggap sebagai sarkasme.Mungkin aku terlalu lalai sehingga aku kurang peka atau
mungkin juga aku kurang lalai karena tidak peka. Senang-senang katamu saat
dimana otak tak lagi cerdas menangkap segala sesuatu yang berhubungan dengan
sebuah kenyataan. Semua seolah menyudutkanku untuk segera pergi dari kesemuan
menuju ke kenyataan dan untuk segera disiksa oleh segala kemungkinan-kemungkinan
yang saat ini aku takutkan, dalam otak ini hanya ada satu, di otak saat ini
hanya ada satu dan ku ulang di otak ini hanya ada satu, saat focus pada satu
hal ya saat itu juga otak tidak akan bisa di partisi. Apa mau sekalian ku perjelas apa yang membuatku focus pada
satu hal. Semua orang pasti menertawakan hal yang membuatku focus, karena aku
sendiri pun tertawa ketika satu hal tersebut membuatku focus dan mulai
kehilangan focus pada hal-hal lain.
Kembali
berkicau kembali pula bersiul sampai dangkalnya otak ini pun kelihatan
berkarat, aku lebih banyak mengeluh dari pada memuji, aku terkesan santai
dengan apa yang terjadi disekitarku mengentengkan segala sesuatunya. Kenapa demikian?
aku pun memiliki alasan jika mau dijelentrehkan sebabnya. Sekalian saja aku
buka semua kemunafikan yang sudah terlanjur menyelimuti kehidupan nyataku. Lalu
aku bisa meninggalkan dunia kesemuan jika aku menghendaki. Kembali ke dunia
nyata untuk menikmati segudang kemunafikan dari orang-orang disekitar dalam
kehidupan nyata. Egois memang tapi ini adalah caraku.
Sampai
di paragraph ini mungkin masih banyak tanda Tanya tersimpan dalam batin, sampai
batin terisi penuh dengan kejengkelan yang disebabkan oleh banyaknya
kejanggalan dalam dunia semuku ini. Aku sendirian menjerit karena aku sadar aku
terlalu rumit, aku terlalu bertele-tele, basa-berbahasa sudah terlalu basi,
untuk saat ini aku masih dalam area semu ada saatnya nanti pasti aku pun bosan
dengan kehidupan semu semacam ini, aku sudah memprediksikan kapan aku
menghentikan tindakan bodohku ini. Saat kapan aku harus beralih muka jadi sosok
yang sudah siap dan matang untuk menghadapi duniaku yang nyata, tapi tak
semudah apa yang orang-orang katakan dengan lidah mereka yang tak memiliki
tulang (katanya). Semua boleh
menuntut dan semua berhak dituntut.
Iklim
adaptasi yang sering berubah-ubah membuat kacau acuan untuk meraih sebuah
tujuan, banyak kejadian-kejadian diluar kendali banyak pula fakta-fakta yang
menunjukkan bahwa aku sama sekali bukan orang yang serius. Berarti aku sudah
banyak berhasil sejauh ini. Bertindak terlalu mainstream akan membuatmu mudah dilupakan jaman. Sebab alasan untuk
tidak mainstream akan membuatmu
bertindak seolah itu bukan bagian diri dari dirimu. Sehingga akan menimbulkan
efek kesenjangan berupa pemikiran hidup yang sama sekali tidak akan sama dengan
lainnya.