FANATIK (fotografi dan Jurnalistik) @kuburan cina Socah Bangkalan, Madura




Saturday 23 November 2013
Posted by Hery Amariansyah

Butanya Penjejak (Mati Langkah)

Meniti hari segores tanda yang masih belum terarah kemana langkah akan dituju kemana langit akan membawa awan melintas panorama, semenjak itu aku pun masih menginginkan sesuatu dapat merubah apa persepsi dan standar untuk sekedar mencari sesuatu yang aku pun tak tahu, dimana saat ketidaktahuan akan jauh langkah kaki selama apa jejak kaki akan bertahan, aku berkeinginan untuk melangkahkan kaki sekedar mencari apa yang baik tapi ada satu keganjalan yang banyak kutemui dijalan dimana para penganut jejak kaki mulai kehilangan jejak kakiku yang selama ini ku tapakkan, aku sendiri tak tahu kenapa para penganut jejak kaki tak berada tepat di belakangku, sendiri ku hentikan dan mulai menunggu para penjejak dengan penuh harap ada sisa jejakku yang tinggal walaupun samar-samar, berharap para penjejak tahu aku di sini sedang menanti kedatangan para penjejak, hari-hari kulewati tanpa ada langkah dari penjejak, ku tolak semua ajakan untuk segera melangkah karena aku belum bertemu dengan penjejakku yang tidak muncul walaupun sejengkal batang hidungnya ku ulangi setiap langkah ku ulang setiap jejak dan hanya ku dapati ketersesatan, ku sadari bahwa sudah hilang jejakku, yang kulihat hanya jejak-jejak dari banyak orang yang sudah melangkahiku, ku tersadar ada jejak dari para penjejakku di samping jejak langkah lain jejak langkah yang lain telah memimpin penjejakku menuju ke arah yang berbeda dengan jejakku, tersadar bahwa jejakku tak kuat menancap dan tak begitu kentara sehingga wajar penjejakku tak mengikuti arah langkahku, yang ada malah ketersesatan sang pemberi jejak, sadar dalam angan jejaknya tak begitu kuat untuk mengharap jejak dan arah yang pasti akan dituju, sekarang hanya sesat yang menghantui.
Posted by Hery Amariansyah

Ternak dan Penggembala (Kerut Hati)

perang telah surut angin mulai berlalu-lalang, terlihat segerombolan ternak kambing
ketahui kambing siapa yang berkeliaran di padang pasir
hanya mencari serumpun rumput di medan yang telah berlubang-lubang
tak layak sungguh mengerikan nuansa yang terlihat
hanya jerit tangis dari pengembala karena ternak tak akan hidup lama
guyuran asap pekat kobaran angin yang  tak kunjung henti menghujam tubuhnya
yang dia tahu hanya bagaimana dia mencari sepetak rumput untuk ternaknya
dia akan tahu setelah ternaknya mati
dia tahu karena akan segera membangkai memupuk tanah yang gersang
dia tahu dia paham betul apa yang akan dia hadapi
burung-burung bangkai segera melingkar merapat menunggu ternak yang tumbang mati
sadarkan diri bahwa walau ternaknya mati tak akan bisa subur tanah ini
Posted by Hery Amariansyah

Wisata Air Terjun @Wonosalam



Saturday 16 November 2013
Posted by Hery Amariansyah

beda dan membeda (suarau)

tertawa hanyalah masalah yang tak begitu kentara sehingga kau pasti mengira jika ada yang tertawa maka itu adalah wujud ekspresi bahagia tidak, dia tertawa bukan karena dia sedang bahagia dia hanya akan tertawa saat dia benar" sudah merasa capek akan semua hal tentang apa yang sedang carut marut di otaknya kau juga pasti tak akan mengira bahwa dia sebenarnya adalah anak yang memiliki sebuah kisah yang membuat hari" di penuhi dengan tertawa sudahkah kau tersadar bahwa hidupnya tak selalu bahagia, malahan dia akan menangis lara saat dia sedang di landa rasa bahagia dia menangis haru, saat semua telah bahagia diatas semua tawanya, tak mungkin dia menangis begitu istimewah saat kau tau dia sangat dilanda amarah, banyak hal yang akan dia lukai saat dia mulai gelisah dengan caranya tertawa, dia tak akan benar" tertawa melainkan dia hanya tersenyum semua tentangnya seakan fiktif, aku pun berfikir demikian dia lebih cerdas memutar balikkan keadaan dia lebih lihai dari bajing yang pandai melompat, walau bajing pun pernah jatuh, dia sangat berhati" dengan permasalahan menjaga sikap dia tahu caranya memanipulasi dengan baik dia memanipulasi yang terjadi di tampilan kulit luarnya.
Posted by Hery Amariansyah

datarnya kodok (lanalar)

keinginan yang tak kunjung padam saat sang harap terus berkobar, menanti sebuah lembar kisah di halaman selanjutnya menunggu sambil mengisi dan mengoreksi halaman dam kata perbait yang belum usai di tulis menghantarkanku pada suatu kejadian yang mungkin tak akan pernah kuduga, menorehkan secerca harap sehingga bisa memimpikan sang putri dengan gaun pesta yang sekarang telah asik menari dengan orang lain, mengapa kau terlalu berharap untuk selalu bersamanya, dik kau tau kau ini siapa? dan dia siapa? dalam arti sebenarnya dia sangat glamor dan elegan apakah sangat pantas kau mengidolakan mengidam-idamkan sosok yang itu, bagaimana bisa sang putri jatuh cinta kepada sang kodok yang hanya bisa bernyanyi dalam gelap sepi, dan suara merdunya hanya di dengar oleh iringan suara jangkrik yang nyaring, terabaikan  oleh ramainya pesta kau lihat hanya gelap yang tertutupi oleh ketenangan dan kesunyian yang bisu, yang kau dengar bukan suara dari sang kodok yang kau dengar hanya jerit yang tak kunjung ada hentinya, sang putri kau terlalu sibuk untuk sekedar mengucap kata " selamat pagi sang kodok" untuk niat pun tak ada, apalagi bersenda guaru denganku yang hanya hina pada malam-malamku yang mengagumimu sayang kau tak punya rasa mengisyaratkan untuk sekedar mendengar ocehan-ocehan kodok hina.
Monday 11 November 2013
Posted by Hery Amariansyah

diklat fanatik @tretes pasuruan









Wednesday 6 November 2013
Posted by Hery Amariansyah

ah cuma ingus dewasa (patak tak patak)

"tak perlu tertahan atau menangis"
lirik dari sebuah lagu terdengar miris jika di maknai terlalu dalam seketika itu juga terenyuh hati ke dalam nostalgia suram di lampau hari, sontakku tak kaget lagi akan semua  hal yang pernah terjadi yang aku tau sekarang hanya menambah kerisauan untuk tetap mendengar bait per bait lagu, belajar dari sebuah kisah dan berusaha dari sebuah kata, kutulis semua yang beranjak keluar dari otak, kutata, dan ku susun rapi. pernah sesekali tak melakukan apa-apa yang kurasa semakin tidak berguna, siang ku lihat banyak anak kecil bersepedah ria menorehkan senyum ceria setelah pulang sekolah, yang ada di benak mereka mungkin hanya sekedar bersenda gurau riang tak mungkin ada di benak mereka bagaimana memanfaatkan waktu luang setelah mereka pulang dan berganti pakaian, mereka masih anak-anak dan itu masanya mereka, sekarang masaku pun sudah berbeda jauh dengan mereka masa dimana sosok yang berumur cukup untuk mengerti tentang semua hal yang harus diketahui oleh orang dewasa sosok yang harus mengerti apa yang seharusnya orang dewasa lakukan, di lain itu aku pun banyak tak tahu tentang bagaimana menjadi orang dewasa yang menurutku orang dewasa dituntut untuk memiliki kehidupan yang rumit kenapa harus begini kenapa harus begitu.
Posted by Hery Amariansyah

meraungnya diafragma (haus nafsu)

begadang catatan mahasiswa yang terlanjur menjalini aktivitas di waktu larut malam kesannya seperti lebih menyiksa di banding dengan para kupu" yang sehabis kuliah langsung pulang, kulanjut belajar sampe esok pagi menjelang dan tak sadarkan diri di depan note yang tadinya aku kerjakan sekarang balik si note yang setia mengamati sang tuannya tidur ngorok tenang di hadapannya hingga fajar tuan pun terlalu mengantuk untuk melihat suasana yang mulai guyub dengan suara kicauan belalang tergertak semringat terdengar suara-suara aneh dari relung diafragma barulah bangun dengan belek yang amat kental menempel di pelupuk mata, bersandar dan menggerutu segera ingin di masuki oleh semacam makanan karena sulit untuk memfokuskan pada satu titik sadar ya sudah akhirnya mengumpulkan sedikit nyawa yang masih tertinggal di angan - angan, dengan segenap ketidak sadarannya dia mengerang dan meliukkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan.
Tuesday 5 November 2013
Posted by Hery Amariansyah

kuliah ? kerja? nganggur? (problema)

                Awalnya biasa saja tapi lama-kelamaan akan terasa ngebosenin juga, bagaimana tidak ngebosenin  kalo tiap hari hanya di bayang-bayangi dengan hal yang mungkin  belum bisa anda mengerti, apakah itu soal pekerjaan atau kah persoalan tentang mata kuliah yang rata-rata dosennya tidak konsisten dalam memberi materi yang paling parah dosen pun jarang masuk memberikan materi yang bahaya dari semua itu adalah mahasiswa di harapkan bisa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen sedangkan mereka saja belum mengerti atau tidak sama sekali mengerti akan materi yang jarang di berikan oleh dosen.
Posted by Hery Amariansyah

pujangga move on (parahnya)

Di penuhi kekalutan saat sang pujangga mendapati sang putri menangis tak kala meredanya hujan yang kemarin datang kembali datang, seiring dengan bergetarnya hati sang pujangga untuk kedua kalinya, bergetar bukan dikarenakan cinta yang hinggap, melainkan harap semu yang dIa terima saat ini, banyak waktu yang dia sisakan demi sekedar mencari keprihatinan darinya, sudah lama dia tak merasakan kasih sayang sejak putri meninggalkan hati rapuh yang hanya di miliki oleh satu kebahagian yang kini telah dianggap sirna, keputus asaan menghampiri ketika dia mencoba untuk bergerak meninggalkan kenangan-kenangan yang sekarang menjadi puing kepedihan sulit rasanya meninggalkan kenangan yang pahit yang di rasa terlalu istimewah baginya, memandang dengan tatap kosong yang saat ini dia mliki, bukan berarti dia tak mau mendapatkan kecocokan hati dari wanita lain, melainkan dia hanya bisa berfikir dan berharap kapan sang pujaan datang kembali untuk menghiasi hari-hari indah bersamanya.
Posted by Hery Amariansyah

karnaval Budaya @universitas Trunojoyo Madura



Posted by Hery Amariansyah

Berlangganan Sinyal FX?

JustForex

Followers

Popular Post

- Copyright &SHIE; artorlife -Diberdayakan- Powered by Blogger - Designed by SHIE -