Posted by : Hery Amariansyah Sunday, 26 January 2014

Ku sadari Malamku terlanjur malam jika tak ada dia, dia sekarang sudah tak lagi melarut dalam malam semerbak keramaian.
Hari kemarin saat kau menertawakan kata itu, aku tahu bahwa kau sudah melampaui batas toleran, kata itu selalu membuatmu tersenyum saat bersama, kata itu memberi kekuatan  untukmu saat aku tak lagi bersamamu, hingga terakhir kau ludahkan semua dihadapan pigora yang membingkai kenangan jingga, memalingkan wajah lalu pergi tanpa salam sapa, apa yang salah tak satupun ku tahu alasannya, hingga kutanyakan Tuhan dalam doa, “Tuhan, apa yang kau rencanakan untukku kelak?” pertanyaan itu sengaja ku selipkan dalam doa. Berharap suatu petunjuk terang untukku menjawab semua Tanya. Membelai sela diantara daun padi berjajar subur hijau setengah menguning, di antara itu aku pun masih memandang langit yang mulai sengaja menampakkan mendung jingganya senja, mata mulai terbelalak melihat panorama alam, ternyata doa ku terkabulkan aku dihibur dengan suasana mendung berwarna jingga hingga hari-hari berikutnya sampai benar-benar kutemukan jawaban dari pertanyaan yang ku ajukan kepada Tuhanku.

Butir embun diujung daun mulai bertetesan saat fajar menyingsing, mata sipit melihat sinar masuk di sela-sela jendela kamar, kulihat hari masih buta akan warna, ada apa dengan pagi ini? Aku bertanya heran. Ku segerakan untuk bergegas berlomba melawan waktu berharap hari ini bisa ku temukan jawabanku, ditengah perjalanan tak begitu jelas terlihat samar-samar diantara rimbun semak di sini. aku mendengar suatu sapaan ternyata tampak jelas bahkan aku terpelongo dengan apa yang Kutemukan kali ini, seseorang menangis di antara lorong sempit tempat ia bersembunyi dari ramai orang berlalu lalang, sepertinya ada yang janggal,  dia adalah orang yang sedari dulu sudah lama menyandarkan lelahnya dalam lorong sempit yang tersisa diantara ramai orang berlalu lalang, matanya menengadah memandang penuh harap, lama tak kusadari dia masih tetap disana dilorong sempit tempatnya menyimpan segudang rahasia, dia tak akan nyaman hingga hampir kupastikan dia akan mencari lorong lain yang lebih luas untuk sekedar menaruh harapnya, ada alasan lain untukku tak segera mengulurkan tangan dan mulai membopongnya ketempat yang lebih nyaman, adapun ajakan lalu lalang mereka yang dikatakan padanya untuk segera berpindah ke lorong yang lebih nyaman, namun dia tetap bertahan di tempat sesempit ini.
Perlahan aku kagum pada ketegarannya untuk tetap teguh di dalam sini, aku pun mulai merasa dia adalah orang yang hebat dan dia adalah orang yang tepat untuk segera ku jemput, memberikan tempat yang lebih nyaman untuknya di sini, memberikan tempat yang luas untuknya melepas rindu ingin bersama, aku berdosa jika terus membiarkannya di lorong gelap ini, aku tahu betul sekarang bahwa hanya dialah yang sanggup bertahan sejauh ini, aku akan membawa dia pada tempat yang sudah kusediakan untuk orang yang memang benar ia jawaban dari Tuhan, saat ku temui kau tetap tersenyum walau tersisa sedikit ruang sempit di sini. Aku sendiri masih menata ruang luas yang tadinya berantakan untukmu dan masih butuh waktu. Hingga bersih tak ada suatu apa pun dalam ruang luas yang akan kau tempati, dan ku pastikan hanya aku dan kau disini di tempat yang lebih luas. “kau tangguh ditempat ini, dan sekarang aku pilih kau untuk memiliki semua ruang kosong ini kupersembahkan untukmu” ucapku ada pada saatnya nanti. “dan kuharap kau tersenyum dengan ini, hati yang kosong yang ada hanya kita berdua, untuk mulai memenuhi ruang kosong ini dengan irama dan warna-warni kehidupan kita.” Aku janji. ”Tuhan memiliki jawaban tersendiri untukku, aku sudah sadar memang benar kau adalah jawaban untukku” terimakasih Tuhan.
:v ilustrasi "ini"shie_luy (s-5) :)



Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Berlangganan Sinyal FX?

JustForex

Followers

Popular Post

- Copyright &SHIE; artorlife -Diberdayakan- Powered by Blogger - Designed by SHIE -