Posted by : Hery Amariansyah Sunday 25 May 2014

            Masih siang, teringat dengan baju-baju yang belum di cuci. Baju-baju yang sudah lama tidak ku pakai. Sibuk adalah salah satu alasanku untuk tidak mulai mencuci bajuku dari hari-hari kemarin. Padahal ya bukan karena sibuk aja, ya memang ada suatu tekanan juga yang terdapat dalam diri sendiri sehingga apa pun yang ku kerjakan terasa berat.
            Terasa berat setiap kali bangun pagi, hingga akhirnya ku olor-olor waktu supaya nyawa-nyawa yang semalam melancong entah kemana berkumpul dulu. Memusatkan fikiran untuk focus kepada apa yang mau ku kerjakan di siang hari seperti ini. Di hari yang semakin panas saja. Ku sandarkan diri sejenak melihat ruangan yang tidak jauh beda dengan yang namanya taman kanak-kanak. Dinding penuh dengan coretan-coretan entah itu  spidol, cat, atau bahan lain yang bisa untuk mewarnai.
            Terlihat candela sudah di penuhi oleh sinar matari yang mulai tinggi. ku persiapkan pakaian kotor yang sedari jauh hari tergeletak begitu saja. Ku masukkan tas semua hingga terlihat sesak. Aku paksakan saja dari pada tidak tercuci nantinya.
“Eh Paidi, mau kemana kamu?” terdengar suara Butet yang beringsut dari tidurnya.

           
“Ini aku mau pulang ke kos dulu, mau nyuci baju. Udah lama aku nggak cuci baju-baju ini” sahutku kepada Butet, pada saat itu ada Gareng juga yang sedari pagi sudah bangun  dan menghadap layar laptopnya.
            “Emang kamu nggak mau ngopi dulu? Biasa lah agenda bangun tidur itu harus ngopi dulu” rayu si Butet.

           
“ENgggG…. Iya dah terserah pokoknya aku gak ada uang ya buat bayarin kamu!” aku meraba saku yang masih tetep kosong seperti kemarin.

           
“Halah gampang kan kita bisa ngutang dulu, bukan begitu reng?” Butet menawarkan.
Akhirnya aku pun terpaksa harus ikut ngopi dulu. Walaupun awalnya aku tak suka karena pasti memakan waktu lama ngopi bersama para Kurowo. Tas berisi pakaian kotor masih ku bawa. Sesampainya di warung kopi aku dan para Kurowo memesan beberapa cangkir kopi lengkap dengan batangan asapnya.

***

Waktu semakin lama berselang, jam menunjukkan waktunya aku harus pulang sebelum matahari lebih condong lagi kebarat. Aku ingin cepat menyelesaikan pekerjaanku untuk mencuci pakaian supaya esok bisa ku kenakan untuk kuliah lagi.

           
“aku mau balik dulu ya, ini mau nyuci baju takut ndak kering kalo kesorean” aku mengambil tas yang dari tadi sengaja ku taruh tak ku hiraukan.

           
“iya lah dik kau pulang sana dulu, aku tunggu kau di Goa kumuh” balas butet.

           
“oi Di, kau tak mengajakku untuk pulang? Aku juga mau pulang ke pondokku lah” sahut Gareng.

           
“oke-oke ayo kita pulang” sambil menyalakan motor dan bergegas menuju kosan.

***

Sesampainya di kosan, langsung ku keluarkan semua pakaian ku yang kotor. Kutaruh pada ember yang telah terisi hamper penuh oleh air yang sudah ku kasih sabun cuci. Tak lupa ku lepas juga celana yang aku pakai hampir satu minggu-an tak ku ganti. Dan langsung ku benamkan kedalam cucian. Ku biarkan dulu terendam sekitar 30 menit-an. Ku tinggal istirahatkan badan lagi di kasur kosan yang keras. Dan aku terlelap.

           
“haiiissshhh …. Ada sms nggak yah ?” aku terbangun langsung mencari handphone ku ada di mana.

           
“haiiisshhh ,… tadi  perasaan tak bawa pulang ke kosan, atau ….” Langsung ku berlari menuju cucian yang kurendam dan kutemui celanaku tadi yang ku pakai sudah basah hingga ku korek-korek saku celana ku, dan ku temui handphone ku mati bermandikan air sabun.

           
“ini mengerikan, hadeh kenapa aku bisa lupa sama handphone” mencari beras dan langsung ku bongkar handphone ku, ku taruh bersama bulir-bulir beras yang mitosnya bisa menyembuhkan hape yang habis terendam air.

           
“ya semoga saja bisa nyala, kalau pun tak bisa ya apalah yang akan ku perbuat” batinku pasrah.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Berlangganan Sinyal FX?

JustForex

Followers

Popular Post

- Copyright &SHIE; artorlife -Diberdayakan- Powered by Blogger - Designed by SHIE -