- Back to Home »
- catatan kusam »
- Kampus Malam
Posted by : Hery Amariansyah
Saturday, 24 May 2014
Hari ini,
sabtu memang hari yang mengerikan. Terutama di kawasan kampusku yang indah di
siang harinya, kampus yang masih terlihat asri oleh banyaknya pepohonan rindang
dan karpet rumputnya. Ya bukan sebuah alasan juga untuk tetap ramah kepada
alam. ya memang salah satu alasannya kampus ku jauh dari peradaban. Jangankan
hiburan semacam warung kopi. Kampus sendiri yang biasa kujadikan tempatku
berlindung dan bertidur ria Nampak seram saat kegelapan malam hinggap mencekam.
“Hahahaha….. Haaaahhhhaaaahhhaaa….. Karena
kampus kita adalah kampus kegelapan, dari mahasiswa sampai dosen dan jajaran pejabat
kampusnya” aku berdakwah di hadapan gareng.
“Haaahahahaha….. memang semua seolah sudah di
sengaja biar sabtu-sabtu gini gak ada yang lewat sini. Ya supaya nggak terjadi
hal-hal yang di inginkan” sambar Gareng.
“kampus semegah dan segelap ini, siapa yang mau
jalan kalau situasi dan kondisi jalan sendiri masih rapat dengan kegelapan”
tambahku melengkapi.
“tapi di jalan menuju asrama itu kan ada lampu
penerangan jalan Di, kalau nggak salah sih itu juga seperti lampu disko” tandas
Gareng.
Di jalan
menuju asrama memang terpasang berbaris lampu jalan yang bertenaga surya, tapi
kalau pas malam lampunya ngadat-ngadat sendiri, nggak tau juga sih apa karena kualitas
dari lampunya atau karena mendung pada saat siang hari atau bahkan hujan di
siang bolong. Tapi kalau nggak mendung dan nggak hujan lampu pun sama seperti
demikian.
Lucunya
lagi di tiap persimpangan baik pertigaan, perempatan, atau perlimaan atau bahkan
lebih karena jalur di kampus juga cukup banyak tapi ya sempit. Sampai-sampai
kalau mobil Rektor lewat harus dikawal satpam untuk memperlancar jalan suapaya
cepet nyampai di rumah.
“oh iya Di, kenapa pada saat aku jalan-jalan di
sekitaran kampus nggak pernah lihat setan ya? Tapi tetep saja serem walau nggak
pernah lihat setan sih” pertanyaan keluar dari mulut si Gareng.
“padahal di pinggiran jalan sono tuh banyak
banget loh setannya reng” jawabku pada gareng yang menggaruk kepalanya.
“masak Di, aku kok nggak tahu ya setahuku sih
Cuma ada pasangan cewek-cowok yang lagi malam mingguan atau sekedar berkumpul
dan berdendang bersama” sanggah Gareng dengan wajah polosnya.
“ya kamu memang belum paham betul dengan setan
reng, setan itu sekarang wujudnya nggak seperti setan pada umumnya” jelasku
dengan menunjuk kesalah satu sudut gelap Nampak baying-bayang hitam.
“wih jadi lebih serem ya Di kalo seperti itu,
aku mulai paham kalo sekarang setan wujudnya nggak berupa setan juga, ternyata
setan juga bisa jadi cantik ya” Gareng masih menggaruk kepalanya karena heran.
Jika suatu
saat nanti kampus ini benar-benar menjadi kampus yang sudah terang benderang
mungkin setan juga akan beralih profesi, mungkin jadi sebuah nilai tambah bagi
setan untuk berfikir ulang menjelma menjadi sosok berparas cantik. Mungkin juga
setan akan menjadi sosok yang sebenarnya. Atau masih tetap dengan ciri khasnya,
seperti saat ini setan pun terpengaruh oleh era globalisasi.
Jadi Gareng
sebagai sosok setan harusnya sudah tahu saat setan menjelaskan tentang setan
dan membicarakan tentang kesetanannya kemarin hari.
*ini kisah
diambil gara-gara Gareng tertawa sendiri memikirkan keadaan kampunya yang gelap
gulita.
*masalah
setan itu hanya kiasan belaka.
*dan
mengenai Rektor yang di kawal oleh satpam itu beneran.
*terilhami
dari tekanan batin di hari sabtu.