- Back to Home »
- catatan kusam »
- Bukan Hal Yang Lumrah
Posted by : Hery Amariansyah
Thursday, 12 June 2014
"Yang penting absenmu penuh dan bisa ikut
ujian." Ujar Pak Botak.
Kok ngeri, sebagai dosen bisa ngomong seperti itu.
Lupa atau melupa kalau dia lebih dari lima pertemuan dia tidak pernah masuk
kelas. Seperti binatang bodoh seluruh manusia yang berada di kelas ini. Satu
kali pertemuan absen sudah penuh dengan tanda tangan mahasiswa yang berlagak
bego'. Setidaknya tujuh kali pertemuan gaib telah terlihat nyata saat tanda
tangan di absensi terisi penuh.
Kenapa masih saja terus seperti ini. Apakah memang
ini suatu budaya dari pak botak untuk memanipulasi, bahwa seolah ia terlihat
rajin masuk kelas karena absensi terlihat penuh. Sedangkan mahasiswanya sendiri
masih bego' dan dungu dengan pengertian-pengertian tentang mata kuliah yang
dibawakan pak Botak.
"Jangan jauh-jauh nanti mahal." Celetuk pak
Botak.
Ternyata dia masih ingat tentang permasalahan yang
terjadi di semester sebelumnya. ketika dia memberikan suatu penugasan tanpa
mengukur kadar pertemuan kelas. Langsung saja memberikan penugasan yang
membebani mahasiswa untuk melakukan tugas-tugasnya di luar kepulauan garam ini.
Kenapa dia masih mengulangi kesalahan sebelumnya. Karena mungkin dia masih
merasa gengsi mengakui kesalahannya yang kemarin hari karena sudah membebani
murid-muridnya. Yang mungkin, dia mengira semua muridnya adalah sosok yang
memiliki materi dalam hal keuangan lebih.
"Mana ada, kuliah baru masuk langsung duduk.
Tapi setidaknya kita saling menghargai."
Tambah pak Botak.
Selang beberapa lama kuliah berjalan seadanya. masih
ada mahasiswa yang baru memasuki ruangan kelas yang saat ini sedang di ajar
oleh pak Botak. dia mendehem dan berkata seolah tak ada arti yang mendalam
terhadap pertemuan kali ini. pak Botak menggambarkan dirinya sebagai sosok yang
intelek. Tapi, dalam hal norma di mata mahasiswanya dia memiliki nilai buruk
dalam catatan perjalanannya selama menjadi dosen tetap di pulau garam ini.
Bangkalan 11 Juni 2014