Posted by : Hery Amariansyah Monday 23 June 2014



Lucu, bangun di pagi hari. Sadarku. Ternyata mentari sudah seperempat cakrawala. Setelah pulang ke rumah dari pulau garam, ku rasakan kerinduan yang mendalam kepada seluruh suasana di desa tempat tinggalku. Banyak cerita yang terlewatkan, banyak kisah yang terjadi tanpa sepengetahuan. Tapi memang sekelabat kudengar berbagai kabar yang sedikit menghibur hati setelah banyaknya tuntutan tugas saat berkuliah di pulau garam yang sekarang mulai beralih julukan sebagai pulau perantau. Bukan karena ini tempat orang-orang merantau. Tapi, ini pulau penghuni aslinya banyak yang merantau ke berbagai belahan pulau lainnya.
Malam sabtu, aku baru sampai rumah membawa nasi goreng hangat sehabis beli di pojokan terminal lama. Dengan muka yang kusut, aku pulang dan kulihat ayah pada waktu itu sedang asik teriak-teriak dan masih melihat pertandingan bola di layar kaca, serasa di cuekin, walau pun berkali-kali aku seliweran dibelakangnya. Aku mulai membuka percakapan dengan ayah yang masih sibuk dengan bola sedangkan aku sibuk menyuap nasi goreng ke mulutku sendiri selagi masih hangat. “adik kemarin ulang tahun?” tanyaku. “loh iya kah? emang sekarang tanggal berapa?” langsung membalikkan tubuh pecah konsentrasinya dari bola. “iya toh yah, wong kemarin itu tanggal 19 Juni adik kan ulang tahun!” tegasku. “loh iya, kasian dia ulang tahunnya terlupakan,” dengan membolak-balik kalender. “kamu beli nasi goreng di mana? Bentar tak bangunin adekmu, kamu beli nasi goreng lagi gih.” Seru ayahku mulai memasuki kamar adekku yang penuh dengan coretan dinding. Aku pun lekas beli lagi nasi goreng di pojok terminal lama. Setelah selesai membeli nasi goreng. Kujumpai adekku sudah di depan tv sama ayah teriak-teriak mendukung tim kesayangannya masing-masing. Kusodorkan nasi goreng “tuh nasi goreng, makan selagi hangat. Dan selamat ulang tahun.” Ucapku. Malam semakin larut pagi. Tiba-tiba mamaku terbangun dan menghampiriku, “kok malem pulangnya? Sendirian kah?” tanyanya dengan setengah suntuk. “iya ma, masih ada urusan tadi, aku sendirian nggak ada teman.”  Jawabku dengan santai memandang mama yang sudah selonjoran tak kuat menahan kantuknya.

Hampir subuh aku dan mama banyak bercerita. Tentang kuliahku, kangen dengan orang rumah, sampai tentang pacar baruku. “kalau mama ngantuk ya bobok aja,” ujarku setelah badanku di pijat sama mama. karena kebiasaan mamaku memijatku sehabis aku pulang dari pulau garam. “ya mama mau tidur dulu.”  Dengan senyumnya yang selalu ku rindukan, dia beranjak dan kembali ke kamar untuk melanjutkan tidur yang tertunda.
Aku masih belum bisa tidur, aku masih capek hingga sulit untuk memejamkan mata. Perlahan-lahan kantuk pun datang dengan sendirinya sampai ku terlelap di penghujung subuh.
Hari ini rencana mau pergi menemui teman-teman desa sekaligus bercerita banyak mengenai apa yang ku lewatkan saat aku kuliah di pulau garam. Tapi, ternyata hal yang tidak terduga terjadi. Langkahku terhenti dengan teriakan ayah “hey, her kamu ada internet? Cari kan info tentang batu akik.”  Yah akhir-akhir ini memang ayahku gemar mencari batu akik warna-warni. Mulai dari khasiat dengan warnanya sampai di cocokkan dengan tanggal lahirnya. Setelah browsing ke berbagai alamat online dan menemukan banyak refrensi akhirnya ayah pun tahu tentang batu akik hitam yang di gunakannya pada saat ini.
Lama sekali, sampai mata ku sebenarnya perih memandang layar laptop yang sedari jam 8 sampai jam 12 siang masih menyala mencari-cari batu akik di dunia maya. Akhirnya ayah pun puas dengan refrensi yang banyak di suguhkan oleh kakek google katanya. Dengan begitu aku pun bisa mulai beranjak untuk sekedar ngopi bersama teman-teman.
Siang hari ngopi? Panas dan sudah menjadi kebiasaan dari  dulu bersama teman-teman kalau ngopi pasti lama. Berbincang tentang banyak hal. Sampai ada kisah unik yang ku dapati dari cerita temanku. Mbambe namanya, dia bercerita tentang gadis solehah yang biasa di sebutnya istri sholehah padahal belum tentu jadi istrinya. “aku habis di tolak lagi sama istri sholehah, kemarin hari waktu kukasih hadiah dia tidak mau menemuiku langsung. Dia Cuma menghampiriku di balik pintu kosnya. Sewaktu hadiah sudah ada di dia, aku mulai menyanyikan lagu dari grub band ungu. Aku dendangkan tak ada respon positif dari dia. Lalu aku bertanya, kenapa kamu kok cuek? Eh malahan dia balik bertanya. ‘aku boleh request kah? Tanya istri sholehah. ‘maun request apa?’ jawabku’. Sek bentar. Dia masuk ke dalam lalu keluar membawa Al-Quran. ‘ini bisa bacakan buat aku?’ kata istri sholehah. ‘bukannya aku ndak mau, tunggu dua bulan lagi aku akan kembali dan aku akan membaca Al-Quran dihadapanmu’ aku terlanjur malu dan aku berlalu hingga aku meneguhkan niatku aku akan belajar mengaji her”. Cerita Mbambe berakhir mengenaskan. Tak sanggup aku mendengar cerita yang sedemikian mengharukan. Aku terpingkal-pingkal tertawa dengan teman-teman menertawai kisah haru yang di bawakan oleh Mbambe.
Setelah itu, ada lagi cerita dari si Tejo kali ini dia menceritakan gadis yang dia taksir selama ini telah menikah kemarin hari. Kembali lagi terpingkal-pingkal perut seperti dikocok dan ada pudding yang kenyal menggelonyor kesana kemari di perut bagian bawah. Aku sampai heran ini kisah mengharukan kok menjadi bahan tertawaan. Ya memang hanya dengan  menertawakan diri sendiri saat kau gelisah itu cukup untuk mengobati lukamu. Setidaknya ungakapan tadi yang terlintas di benakku.
Ke topik bahasan yang agak seru, sedang hangat-hangatnya tes SBMPTN di laksanakan satu dari temanku yang paling muda umurnya. Dika, dia kembali lagi dengan semangat yang membara setelah ketinggalan seleksi tes keperguruan tinggi negeri. Dia mengikuti lagi tes jalur mandiri setelah berbagai latihan ia kerjakan.  Semoga saja dia di terima di perguruan negeri di pulau garam bersamaku. Memang, dia juga mendaftar di seberang pulau garam dan di tengah pulau industry media.  Dalam berbagai bidang yang sekarang dia geluti nampaknya dia akan masuk ke prodi komunikasi sama sepertiku.
Lambat laun aku teringat pada sahabatku biasa di panggil Paidi. Dia kemana, dan kuliahnya bagaimana aku tak pernah tau semenjak ada konflik dengan pacarnya, dia kabarnya bekerja dengan ayah baru pacarnya. “Paidi, gimana tuh anak? Apa dia masih kuliah?” Tanya ku. “dia sebenarnya meninggalkan kuliahnya, tapi jangan sampai hal ini kau ceritakan pada orang tuanya.” Jawab Sablo yang sedari tadi bermain camfrog xxx. “ya nampaknya uang mulai berbicara, bagaimanapun jika kau di tinggal pacarmu. Kau akan melampiaskannya kepada uang atau ndak gitu kau cari pacar lagi.” Batinku heran.
Masih banyak kisah yang terlewatkan untuk di tulis hari ini. Tapi, semenjak dolly di tutup banyak  sekali kisah yang terlewatkan atau di sembunyikan termasuk kejadian yang akan datang yaitu pemilihan presiden baru tanggal 9 Juli nanti. Kandidat saling serang, lelakon saling menuduh. Ini lah potret buram politik di negeri Garuda miring kanan. Kisah ini mungkin lebih menarik dari Negara api yang menyerang.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Berlangganan Sinyal FX?

JustForex

Followers

Popular Post

- Copyright &SHIE; artorlife -Diberdayakan- Powered by Blogger - Designed by SHIE -