- Back to Home »
- puisi »
- Di Tepian Ada Cahaya
Posted by : Hery Amariansyah
Thursday, 12 June 2014
Beringsut meliukkan tubuh setelah lama lelap.
Lapar dan dahaganya kini telah meraung.
Menerka apa yang sudah terlewat.
Sebelum dia bangkit dan berdoa.
Seraya berharap pada sebuah kesunyian.
Dia menghadapi sosok kesunyian.
Terlintas benak, ini bukan senja kemarin.
Ini lelah yang kemarin hilang.
Dia kembali membawa hasutan kain beledu.
Tak seindah apa yang dia bayangkan.
Tak terkira berapa lama dia terkekang.
Terkekang waktu yang membatasi jiwanya.
Hingga sampai saat ini.
Saat senja menyapanya tak lagi menguning.
Memerah, berjalan hingga ufuk timur.
Dipertemukan, dan dikalahkan itu sudah biasa.
Harapnya masih tetap.
Hingga bertemu ditepi.
Bertemu dengan cahaya.
cahaya membasuh luka dengan air mata.
bukan lara lagi, air mata itu.
beralur, berlinang sesuai dengan kehendaknya.
Setidaknya ada cahaya di tepian sana.
Lapar dan dahaganya kini telah meraung.
Menerka apa yang sudah terlewat.
Sebelum dia bangkit dan berdoa.
Seraya berharap pada sebuah kesunyian.
Dia menghadapi sosok kesunyian.
Terlintas benak, ini bukan senja kemarin.
Ini lelah yang kemarin hilang.
Dia kembali membawa hasutan kain beledu.
Tak seindah apa yang dia bayangkan.
Tak terkira berapa lama dia terkekang.
Terkekang waktu yang membatasi jiwanya.
Hingga sampai saat ini.
Saat senja menyapanya tak lagi menguning.
Memerah, berjalan hingga ufuk timur.
Dipertemukan, dan dikalahkan itu sudah biasa.
Harapnya masih tetap.
Hingga bertemu ditepi.
Bertemu dengan cahaya.
cahaya membasuh luka dengan air mata.
bukan lara lagi, air mata itu.
beralur, berlinang sesuai dengan kehendaknya.
Setidaknya ada cahaya di tepian sana.
Bangkalan, 12 Juni 2014