- Back to Home »
- puisi »
- Bebal Merasuki Jiwa
Posted by : Hery Amariansyah
Monday, 23 June 2014
Bukan sok jadi orang pintar.
Tapi memang itu yang diinginkan.
Kalo tidak seperti itu semua akan terbunuh.
Akan mati dengan sendirinya.
Bersama gugur meratapi kepedihan.
Saling sikut menjadi kebiasaan.
Yang kalah beringsut.
Yang menang tambah Kusut.
Apapun yang menjejali semakin sesak kau hela.
Kesesakkan yang sudah terlanjur.
Hanya saja di biarkan menggantung.
Harapan yang di junjung tinggi.
Sudah lama usang di makan kebebalan.
Saling terkam menjadi kebiasaan.
Menjejakkan langkah awal.
Berarti harus Mengakhiri.
Sampai saat ini biar jadi sok.
Tapi lebuh bebal dari sebelumnya.
Karena tertindas, tergilas bersama temaram muram.
Tapi memang itu yang diinginkan.
Kalo tidak seperti itu semua akan terbunuh.
Akan mati dengan sendirinya.
Bersama gugur meratapi kepedihan.
Saling sikut menjadi kebiasaan.
Yang kalah beringsut.
Yang menang tambah Kusut.
Apapun yang menjejali semakin sesak kau hela.
Kesesakkan yang sudah terlanjur.
Hanya saja di biarkan menggantung.
Harapan yang di junjung tinggi.
Sudah lama usang di makan kebebalan.
Saling terkam menjadi kebiasaan.
Menjejakkan langkah awal.
Berarti harus Mengakhiri.
Sampai saat ini biar jadi sok.
Tapi lebuh bebal dari sebelumnya.
Karena tertindas, tergilas bersama temaram muram.
23 Juni 2014