Damai Sejak Dalam Pikiran



Mengalir bertahap bagaikan sebuah buih yang berkumpul menjadi satu di dalam aliran sungai yang mengalir jauh. Tak pernah dipikirkan kenapa awalnya hal itu berbuih. Hanya yang terlintas sekarang buih sudah mengalir di sela-sela gelanggang sungai. Buih tercipta jauh sebelum buih meluncur deras berbarengan  dengan kumpulan buih yang lain. Lembut buih bagaikan lembut hembusan nafas surgawi. Melesak jauh menuju awang-awang terhempas lepas jatuh ke bumi menjadi titik-titik air bagai seribu gagak yang ingin segera menerkam. Lalu buih yang telah menjadi air tentu akan membasahi dataran padat dan kehidupan yang kering menyanyikan lantunan sangat nyaring. Desingan buih itu membangunkan mawar yang telah lama tidak merekah. Serta membasahi seluruh kawula yang ada di sekitar mawar bunga damai tanda cinta.

                Berangsur merekah bunga mawar menjadi semakin indah di pandang. Lebah, kumbang, serta kepik pun tergoda untuk hinggap di dahannya. Semua berkat berkah dari turunnya buih kemarin hari. Jangan pernah melupakan makna dari sebuah tragedi walau pun hanya sekedar memaknai dengan hikmat dan penuh penalaran. Bukankah semua buih berasal dari air yang berada di dataran ini. Bukankah sama saja dengan angin yang lalu-lalang mengitari bumi. Semua tetap sama pada pemaknaan mengenai asal-muasalnya. Tergantung bagaimana cara kau menilik dari berbagai sudut. Memanglah benar mawar bukan hal yang paling indah. Tapi bayangkan jika tidak ada proses air menjadi buih. Apakah mawar akan seindah pada saat ini. Jelaskan bagaimana bisa mawar berdiri dengan eloknya sehingga merekahlah kelopak bunga yang menghiasinya.
Friday 27 June 2014
Posted by Hery Amariansyah

002001994001011 *

hay kamu...
jangan merasa terganggu dengan kedatangan gua ..
gua cuma ingin masuk baca blogmu cuma cara gua aja yg berbeda..
mana pos barumu,,hnya editen foto ?

*) okey :)
Wednesday 25 June 2014
Posted by Hery Amariansyah

Parodi : Partisan CaPres 21


Posted by Hery Amariansyah
Tag :

Parodi : CaPres 2014

Diambil Positifnya aja :D

Posted by Hery Amariansyah
Tag :

surat untuk yg pny blog *

halo nak...apa kabarmu....aku sangat senang mmpir mmpir di blogmu ini..

*) Iki sopo maneh -_-
Tuesday 24 June 2014
Posted by Hery Amariansyah
Monday 23 June 2014
Posted by Hery Amariansyah

Silluet Edisi #Akurapopo










Posted by Hery Amariansyah

Bebal Merasuki Jiwa



Bukan sok jadi orang pintar.
Tapi memang itu yang diinginkan.
Kalo tidak seperti itu semua akan terbunuh.
Akan mati dengan sendirinya.
Bersama gugur meratapi kepedihan.
Saling sikut menjadi kebiasaan.
Yang kalah beringsut.
Yang menang tambah Kusut.
Apapun yang menjejali semakin sesak kau hela.
Kesesakkan yang sudah terlanjur.
Hanya saja di biarkan menggantung.
Harapan yang di junjung tinggi.
Sudah lama usang di makan kebebalan.
Saling terkam menjadi kebiasaan.
Menjejakkan langkah awal.
Berarti harus Mengakhiri.
Sampai saat ini biar jadi sok.
Tapi lebuh bebal dari sebelumnya.
Karena tertindas, tergilas bersama temaram muram.

23 Juni 2014
Posted by Hery Amariansyah
Tag :

Jejak Kusam : Catatan Mahasiswa Dari Seberang Pulau Garam

Jejak Kusam : Catatan Mahasiswa Dari Seberang Pulau Garam

Posted by Hery Amariansyah
Tag :

Hari Ini Lucu



Lucu, bangun di pagi hari. Sadarku. Ternyata mentari sudah seperempat cakrawala. Setelah pulang ke rumah dari pulau garam, ku rasakan kerinduan yang mendalam kepada seluruh suasana di desa tempat tinggalku. Banyak cerita yang terlewatkan, banyak kisah yang terjadi tanpa sepengetahuan. Tapi memang sekelabat kudengar berbagai kabar yang sedikit menghibur hati setelah banyaknya tuntutan tugas saat berkuliah di pulau garam yang sekarang mulai beralih julukan sebagai pulau perantau. Bukan karena ini tempat orang-orang merantau. Tapi, ini pulau penghuni aslinya banyak yang merantau ke berbagai belahan pulau lainnya.
Malam sabtu, aku baru sampai rumah membawa nasi goreng hangat sehabis beli di pojokan terminal lama. Dengan muka yang kusut, aku pulang dan kulihat ayah pada waktu itu sedang asik teriak-teriak dan masih melihat pertandingan bola di layar kaca, serasa di cuekin, walau pun berkali-kali aku seliweran dibelakangnya. Aku mulai membuka percakapan dengan ayah yang masih sibuk dengan bola sedangkan aku sibuk menyuap nasi goreng ke mulutku sendiri selagi masih hangat. “adik kemarin ulang tahun?” tanyaku. “loh iya kah? emang sekarang tanggal berapa?” langsung membalikkan tubuh pecah konsentrasinya dari bola. “iya toh yah, wong kemarin itu tanggal 19 Juni adik kan ulang tahun!” tegasku. “loh iya, kasian dia ulang tahunnya terlupakan,” dengan membolak-balik kalender. “kamu beli nasi goreng di mana? Bentar tak bangunin adekmu, kamu beli nasi goreng lagi gih.” Seru ayahku mulai memasuki kamar adekku yang penuh dengan coretan dinding. Aku pun lekas beli lagi nasi goreng di pojok terminal lama. Setelah selesai membeli nasi goreng. Kujumpai adekku sudah di depan tv sama ayah teriak-teriak mendukung tim kesayangannya masing-masing. Kusodorkan nasi goreng “tuh nasi goreng, makan selagi hangat. Dan selamat ulang tahun.” Ucapku. Malam semakin larut pagi. Tiba-tiba mamaku terbangun dan menghampiriku, “kok malem pulangnya? Sendirian kah?” tanyanya dengan setengah suntuk. “iya ma, masih ada urusan tadi, aku sendirian nggak ada teman.”  Jawabku dengan santai memandang mama yang sudah selonjoran tak kuat menahan kantuknya.
Posted by Hery Amariansyah

kegalaun gue....*

mungkin ini baru pertama posting gue yg memang berbau galau..
baru pertama gue curhat di blog gue sendiri..
hay teman.semenjak dolly disurabaya dituutp,gue kebingungan..
dapat drimana uang saku gue kalau bukan dri dolly.
5 tahun aku bekerja sebagai homoseksual disitu.
untuk uang makan
biaya kuliah
uang jajan
kosan
semua tergantung dri pendapatan gue jadi homosek
tpi sekerang ?
tempat yg buat gue nyaman
tempat gue magang
tempat gue melampiaskan  hawa nafsu
telah ditutup...
apa daya diriku seorg
aku berdemo.
aku mmperjuangkan
bersama kawan kawan
menghadap aparat aparat yg berwenang.
tp semua itu sia sia kawan
bagai seekor semut yg terinjak injak oleh gajah gajah pemerintah
kawan..terus aku kudu piyeee,,
piye perasaanmu JUMMM..
PIYEEEE...
 *) penulis dari blog seberang bigbogbag.blogspot.com
Posted by Hery Amariansyah

Bicara Hati



Bukan lagi biacara hati.
Dulu sekali, pernah terkoyak kuasa tirani.
Dicabik, dengan mata lapar merah padam.
Dirobek, dengan belati tajam.
Mereka semua sudah mati.
Apa kabar kau, wahai tirani.
Bukankah seharusnya kau mengayomi.
Memang segala benar kuasa.
Kuasa, membutakan segala.
Kuasa, menistakan nelangsa.
Ingat, nuranimu takkan berhenti berteriak.
Hai kau pengumpat.
Memecah gendang hati.
Hingga suara tak lagi menjadi nadi.
Karena mati dibunuh tirani.
Bangkalan, 20 Juni 2014
Friday 20 June 2014
Posted by Hery Amariansyah
Tag :

Lupakan

Lupakan, semua tentang ambisimu.
Lupakan, semua tentang aroganmu.
Jika masa lalu masih menghampiri.
menghasut, merayu, memanjakanmu.
Melangkahpun berat kau tapaki.
Lupakan, semua kisah tentang naluri.
Lupakan, semua telah menjati diri.
Terlampau pagi, semua sudah di jauh hari.
Bukan, materi yang mengambil alih.
Tinggal memaknai apa yang akan terjadi.
Jangan, kau lupakan esensi.
Karena esensi juga memiliki arti.
Mulai, tinggalkan catatan tentang kami.
Mulai, Lupakan kenangan abadi.
Lelah diujung hari, esok tak lagi menanti.
Bukan lagi kau yang dulu.
Ambisi laparmu, wahai presiden yang baru.

Bangkalan, 20 Juni 2014
Posted by Hery Amariansyah
Tag :

Binar Tak Terganti



Tudung-tudung siap mengayomi.
Apapun kabar tersaji dengan nikmat.
Apa itu binar, semua terasa lezat.
Dahaganya akan segera terobati.
Lama, lambat laun melunglai.
Lagi bersenandung dengan hikmat.
Dibutakan dengan binar anarki khianat.
Keberutalan ditamengi momok kepedihan.
Keculasan semakin membiaskan bualan.
Selamanya akan membekas di sanubari.
Dikenang hingga esok anak cucumu menanti.
Sampai masa tua menjemput diri.
Kau takkan pernah terganti.
Bangkalan, 20 Juni 2014
Posted by Hery Amariansyah
Tag :

Wujudkan Bualan



Hujat, menghasut saling pecut-memecut.
Bukan bual-membual yang diinginkan.
Lihat, wujud dari bual-membualmu apa.
Bagaimana wujudnya, bentuknya, hingga rasanya.
Kau sekalian bisa dan sangat boleh berbeda.
Tapi, kau tak boleh lupa.
Siapa, dan untuk apa kau.
Memang kau tak berhak lupa.
Kau panutan bukan untuk sebuah tuntutan.
Kau pahlawan bukan dermawan yang menawan.

Bangkalan, 19 Juni 2014
Thursday 19 June 2014
Posted by Hery Amariansyah
Tag :

Berlangganan Sinyal FX?

JustForex

Followers

Popular Post

- Copyright &SHIE; artorlife -Diberdayakan- Powered by Blogger - Designed by SHIE -